Terimakasih anda telah mengunjungi blogku http://etzcoy.blogspot.com/ semoga blogku ini bisa bermanfaat bagi pembaca^. Amin . . .

Selasa, 19 Juli 2011

"Matematika" Pondasi dalam Al-Qur’an

Oleh: Eki Tirtana Zamzani

  1. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah Kitab Suci umat islam yang akan selalu terpelihara keaslianya sampai hari kiamat kelak. Al-Qur’an berbeda dengan Kitab Suci umat beragama lain. Al-Qur’an tidak akan pernah lenyap dari muka bumi. Meskipun orang-orang kafir berusaha melenyapkan Al-Qur’an dari muka bumi. Usaha mereka pasti akan sia-sia karena kitab suci Al-Qur’an dihafal oleh para hafidz (Penghafal Al-Qur’an) dari juz ke-1 sampai juz ke-30. Dalam Fiman-Nya Allah SWT berjanji akan selalu menjaga keaslian Al-Qur’an.

Matematika diyakini sebagai salah satu tanda Allah dalam menjaga keaslian Al-Qur’an. Hal ini sesuai dengan ayat Al-Qur’an yakni Kitab Suci Al-Qur'an mengajarkan pembacanya bahwa "Tuhan menciptakan sesuatu dengan hitungan teliti' (al-Jinn 72: 28). Hal ini dapat disimpulkan bahwa Allah dalam menciptakan Al-Qur’an juga menggunakan hitungan (matematika). Matematika ibarat sebuah “pondasi”(bangunan dasar) dalam menciptakan Al-Qur’an. Jadi apabila ada orang iseng yang memalsukan Al-Qur’an pasti akan terlihat dan segera terbongkar. Karena di dalam Al-Qur’an terdapat pengkodean matematika yang begitu tertata rapi.

Menurut buku digital yang saya baca judulnya adalah “Matematika Alam Semesta” ditulis oleh Arifn Muftie. Berdasarkan kajian mutakhir atas Al-Qur'an, ditemukan bahwa Sang Pencipta Al-Qur'an dan Alam Semesta menjaga dan memelihara Kitab Mulia ini, antara lain, dengan sistem kodetifikasi berbasis bilangan prima. Dengan memanfaatkan temuan sains modern dan kajian mutakhir para ilmuwan Muslim terhadap Al-Qur'an, buku ini mengajak pembaca menangkap isyarat-isyarat Al-Qur'an yang tersembunyi dalam kodetifikasi bilangan prima.[1]

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis membuat suatu rumusan masalah , “Bagaimana memahami kemukzizatan Al-Qur’an dengan bahasa universal (matematika)?”.

  1. Pembahasan

Matematika adalah bahasa Tuhan ketika Dia menulis alam semesta.

Galilea (1564-1642 M). Kitab Mulia al-Qur'an mengajarkan pembacanya bahwa "Tuhan menciptakan sesuatu dengan hitungan teliti' (al-Jinn 72: 28). Dalam pandangan al-Qur'an, tidak ada peristiwa yang terjadi secara kebetulan. Semua terjadi dengan "hitungan", baik dengan hukum-hukum alam yang telah dikenal manusia maupun yang belum. Bagi Muslim yang beriman, tidak ada bedanya apakah al-Qur'an diciptakan dengan "hitungan" atau tidak, mereka tetap percaya bahwa kitab yang mulia ini berasal dari Tuhan Yang Esa. Pencipta (banyak) alam semesta, yang mendidik dan memelihara manusia. Namun bagi sebagian ilmuwan, terutama yang Muslim, yang percaya bahwa adanya kodetifikasi alam semesta, baik kitab suci, manusia maupun objek di langit, adalah suatu "kepuasan tersendiri" jika dapat menemukan hubungan-hubungan tersebut. Al-Qur'an adalah salah satu mahakarya yang diturunkan dari langit, untuk pedoman umat manusia, berlaku hingga alam semesta runtuh. Ia menggambarkan masa lalu, sekarang dan masa depan dengan cara yang menakjubkan. Prof. Palmer seorang ahli kelautan di Amerika Serikat mengatakan "Ilmuwan sebenarnya hanya menegaskan apa yang telah tertulis didalam Al-Qur'an beberapa tahun yang lalu".[2]

Sungguh hidayah yang luar biasa bagi para ilmuwan yang memeluk agama islam karena keyakinanya sendiri. Hasil dari sebuah proses penelitian yang membutuhkan waktu cukup lama. Seperti yang di jelaskan dalam kutipan di atas bahwa ilmuwan itu sebenarnya menegaskan apa yang telah tertulis didalam Al-Qur’an beberapa tahun yang lalu. Bagi para ilmuwan matematika pasti akan merasa tercengang melihat keindahan pengkodean bilangan prima di dalam Al-Qur’an. Ada begitu banyak angka cantik yang terdapat dalam Al-Qur’an apabila di tela’ah lebih lanjut. Sebelum membahas lebih jauh tentang keindahan angka ajaib dalam Al-Qur’an. Mari kita memahai lebih dekat pengertian dari bilangan prima.

Bilangn prima adalah bilangan yang hanya bisa dibagi dengan bilangan itu sendiri dan bilangan 1. Terdapat sebuah pengecualian angka 1 tidak termasuk dalam bilangan prima. Contoh bilangan prima dari angka 1 sampai 20 yakni 2,3,5,7,11,13,17, dan 19. Apa hubungan bilangan prima dengan Kitab Suci Al-Qur’an? Bila kia tela’ah lebih lanjut. Jumlah seluruh ayat di dalam kitab suci Al-Qur’an berjumlah 114. Angka 114 merupakan angka ajaib. Bilangan prima ke-114 adalah 619, dan 114 adalah hasil perkalian 6 dikali dengan bilangan prima 19. Ternyata bilangan prima ke-19 digunakan sebagai sandi untuk jumlah ayat dalam Al-Qur’an.

Untuk selanjunya yaitu keajaiban jumlah juz yang ada di dalam Al-Qur’an. Untuk memhami keajaiban jumlah juz dalam Al-Qur’an alangkah baiknya kita perdalam lagi pengertian dari bilangan komposit. Bilangan komposit merupakan bilangan selain bilangan prima. Jadi merupakan lawan dari bilangan prima. Bilangan itu dimualai dari 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 18, 20, 27, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30 dan seterusnya. Apabila kita lihat ternyata Angka 30 Adalah Bilangan Komposit Yang Ke-19 . lagi-lagi bilangan prima 19 muncul dalm pengkodean Al-Qur’an untuk jumlah juz. Sungguh Maha Besar Allah yang menciptakan sesuatu dengan hitungan yang teliti.

Ternyata keajaiban angka 19 dalam pengkodean Al-Qur’an tidak terbatas jumlahnya. Ada beberapa keajaban yang lainya yang sudah ditemukan oleh ilmuwan matematika muslim, yakni:

a) Kata bismillahirrahmanirrahim, yang merupakan kata pembuka dari surah Al Qur’an terdiri dari 19 huruf.

b) Paket wahyu pertama (QS. Al Alaq (96) ayat 1—5), diturunkan sebanyak 76 huruf atau 19 x 4.

c) Ayat pertama kali turun, (QS. Al Alaq ayat 1), terdiri dari 19 huruf.

d) Surah ke-68, yang diawali huruf nun. Jumlah nun dalam surah tersebut 133 atau 19 x 7.

e) Surah ke-36, yang diawali huruf ya sin, memiliki huruf ya sebanyak 237 dan huruf sin 48. Bila dijumlahkan mejadi 285 atau 19 x 15.

f) Surat ke-13, yang diawali huruf alif lam mim ra’, di mana jumlah alif = 605, lam = 480, mim = 260 dan ra’ = 137, total keempat huruf tersebut 1482 atau 19 x 78.

Selain penjelasan di atas, dalam beberapa kejadian di alam ini dan juga dalam kehidupan kita sehari-hari, ada yang mengacu kepada bilangan 19, di antaranya sebagai berikut:

a) Bumi, matahari dan bulan berada pada posisi yang relatif sama setiap 19 tahun.

b) Komet Halley mengunjungi sistem tata surya kita pada setiap 76 tahun (19 x 4).

c) Tubuh manusia memiliki 209 tulang atau 19 x 11

.

Selain berhubungan dengan kejadian di alam, bilangan 19 juga berkaitan dengan ibadah umat Islam, seperti: Sholat, jumlah rakaat pada shalat Subuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya’ masing-masing adalah 2, 4, 4, 3, dan 4 rakaat. Jika jumlah rakaat tersebut disusun menjadi sebuah angka 24434 merupakan bilangan kelipatan 19 atau 19 x 1286.[3]

Itu adalah penemuan kodetifikasi bilangan prima dalam Al-Qur’an dan kehidupan sehari-hari oleh ilmuwan matematika muslim saat ini. Penemuan ini sifatnya bukan statis (tetap) tetapi dinamis (berubah). Jadi penemuan pengkodetifikasi bilangan prima yang lainya sangat mungkin sekali untuk ditemukan kembali. Sehingga hal ini bisa menambah referensi keajaiban bilangan prima di dalam Al-Qur’an. Mahasiswa jurusan matematika di universitas islam sangat dianjurkan sekali untuk bisa memperdalami Al-Qur’an khususnya ilmu tafsir. Dengan harapan nantinya mereka bisa menemukan keajaiban-keajaiban matematika yang lebih banyak di dalam kitab suci Al-Qur’an.

2 komentar:

  1. artikel yang bagus dan sangat membantu... semoga bermanfaat buat kita semua..

    BalasHapus