Inilah kotak sakti yang menyihir jutaan mata di
Televisi tidak sekadar media yang memberikan hiburan semata. Televisi juga berfungsi sebagai penyebar informasi dan sumber pendidikan bagi anak-anak. Namun tidak semua tayangan TV bisa dijadikan sumber pendidikan.
Anak-anak adalah peniru yang baik. Sesuatu yang dilihat dan didengar pasti akan ditiru. Begitu juga dengan tayangan TV yang tidak semuanya baik untuk anak-anak. Mereka masih belum bisa memilah dan memilih tayangan apa yang sesuai dengan perkembangan jiwanya. Sehingga disini peran orang tua sangat dibutuhkan. Orang tua diharapkan bisa menemani buah hatinya ketika menonton TV. Orang tua bisa memilihkan tayangan mana yang sesuai dengan usia anaknya. Karena industri pertelevisian menghendaki agar pemirsa sendiri yang mendiskusikan apa yang disajikan TV.
Tidak hanya anak-anak saja yang gemar menonto TV. Orang dewasa dan remaja juga begitu menggemarinya. Fenomena remaja diperkotaan yang begitu betah duduk berjam-jam di depan layar televisi juga bisa menimbulkan masalah baru. Yakni, Mereka jadi kurang bergaul dengan teman sebayanya. Hal ini dapat terjadi karena remaja di perkotaan biasanya bersifat individualis. Karena umumnya rumah mereka rata-rata berpagar tinggi dan pagarnya tertutup rapat dengan gembok terkunci. Sehingga kesempatan bergaul dengan teman disebelah rumahnya jadi berkurang.
Akhirnya setelah mereka pulang sekolah, Televisi menjadi teman kesehariannya . Padahal pada masa remaja sosialisasi sangat dibutuhkan. Hal ini bertujuan agar kebutuhan remaja dalam bergaul dengan teman sebayanya bisa terpenuhi. Dengan harapan remaja bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang positif. Seperti belajar kelompok, berolahraga bersama, dan bisa melakukan hoby yang sama tentunya.
Terlalu lamanya remaja menonton TV mungkin disebabkan waktu mereka menonton TV dapat merasakan suatu kenyamanan dan bisa lebih rileks dari sebelum menonton TV. Karena menonton TV tidak membutuhkan konsentrasi sama sekali. Mereka hanya bisa pasif saat menikmati tayangan TV. Otak pun dibiarkan tidak bekerja. Sehingga mereka pun jadi begitu betah duduk berjam-jam didepan layar TV. Sebenarnya keadaan itu hanya sementara saja saat mereka menonton TV. Setelah itu mereka akan mengalami kesepian karena tidak mempunyai teman.
Sungguh sangat berbeda ketika mereka harus membaca tulisan. Mereka dituntut untuk aktif dan mencermati kata demi kata yang dibaca. Hal ini bertujuan agar mereka mengerti apa maksud dari tulisan yang dibaca.
Budaya membaca harus dibiasakan sejak anak masih kecil. Karena dengan membaca anak akan memperoleh pengetahuan baru. Selain itu, dengan banyak membaca kosa kata mereka juga akan semakin bertambah. Hal ini tentunya akan memudahkan anak ketika harus berkomunikasi dengan teman sebayanya. Sehingga ketika mereka harus bergaul dengan temannya di sekolahan tidak akan ada kesulitan. Karena telah memiliki kosa kata yang cukup.
Dalam agama islam sendiri membaca menjadi prioritas utama. Hal ini sesuai dengan wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW. Yakni pada
Ternyata ajakan Rasulullah agar kita gemar membaca sangat bermanfaat bagi perkembangan otak anak. Saya pernah membaca artikel di internet yang berjudul, "rangsang perkembangan otak dengan membaca". Menurut seorang psikolog Indah renata M.Si, "Membiasakan membaca adalah investasi di masa depan, selain anak menjadi cerdas, membaca juga diyakini dapat membuat seseorang mencegah degradasi otak seperti pikun di masa mendatang"(www.tvone.co.id). Jadi ayat-ayat Al-Quran merupakan petunjuk bagi umat manusia. Karena ayat-ayat Al-Quran mempunyai manfaat yang luar biasa jika diteliti lebih lanjut.
Keputusan terakhir sepenuhnya ada ditangan pembaca. Sesuatu yang sering anda lakukan pasti akan menjadi kebiasaan anda sehari-hari. Jadi pembaca sudah bisa memilah dan memilih mana kebiasaan yang positif dan bermanfaat bagi anda dan keluarga anda.
Mojokerto, 23-01-2011
Eki Tirtana Zamzani .Mahasiswa Pendidikan Matematika IAIN Sunan Ampel
Sumber : Koran Arema Sejati News edisi 27 Januari 2011